Kamis, 22 Desember 2016

RPS


https://drive.google.com/file/d/0B5psfDRbCFsPZWVUTmhJSFBZT00/view?usp=sharing
Materi Pembelajaran


https://drive.google.com/file/d/0B5psfDRbCFsPczdaVTRkSU03WDg/view?usp=sharing
Kontrak Perkuliahan


https://drive.google.com/file/d/0B5psfDRbCFsPSWZDaG1YRWJpanM/view?usp=sharing

Materi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

1.        Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang sistem reproduksi pria dan wanita. Pembelajaran mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang alat reproduksi eksterna dan interna pada pria dan wanita.
2.        Relevansi
Mata kuliah anatomi sistem reproduksi pria dan wanita , memberikan pengetahuan tentang letak dan fungsi organ genetalia pria dan wanita.
3.        Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mahasiswa mampu memahami anatomi genetalia pria dan wanita, mampu menganalisa fungsi organ genetalia eksterna dan interna pada pria dan wanita, mampu menyebutkan anatomi genetalia eksterna dan interna pada pria dan wanita.
4.        Saran-Petunjuk Belajar, Urutan Bahasan
Mahasiswa dapat mempelajari materi yang sudah ada dalam buku ajar ini dan bisa membaca dengan baik dengan petunjuk gambar, serta merespon saat mata kuliah diajarkan.










BAB II
PEMBAHASAN
1.    Anatomi Reproduksi Wanita
A. Alat Genetalia Eksterna
Alat genetalia eksterna dari luar ke dalam terdiri dari mons veneris/tundum, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum/vulva, orifisium vagina, dan perineum.
a. Mons Veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. Dibagian bawah kulit banyak terdapat jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan symphisis (Indriani, 2013).
b. Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior) (Indriani, 2013).
c. Labia Minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf (Indriani, 2013).
d. Klitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif (Indriani, 2013).
e. Vestibulum/vulva
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis (Indriani, 2013).
f. Orisium Vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna (Sarwono, 2008). 
g. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur (Sarwono, 2008).

B. Alat Genetalia Interna

a. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna (Sarwono, 2008).
Fungsi penting vagina adalah :
-    Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
-    Alat untuk bersenggama
-    Jalan lahir pada waktu bersalin
b. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri (Sarwono, 2008).
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
-    Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
-    Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
-    Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1)   Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium
2)   Tempat janin tumbuh dan berkembang
3)   Tempat melekatnya plasenta
4)   Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
1)   Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid (Sarwono, 2008).
2)      Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (Sarwono, 2008).
3)   Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina (Dyan, 2013).
a)  Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f)  Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing.
4)   Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra (Suryani, 2011).
c. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (Suryani, 2011).
1)   Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2)   Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3)   Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
d. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).  Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
1.  Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2.  Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis (Suryani, 2011).
C. Kelenjar Organ Reproduksi Wanita
a. Kelenjar Skene
Kelenjar skene sering juga disebut dengan kelenjar periuretral (kelenjar prostat wanita). Kelenjar ini berlokasi pada dinding depan vagina, di bawah sekitar uretra.
Fungsi kelenjar ini sebagai saluran cairan sama seperti orifisium uretra. Jaringan yang terdapat disekitar kelenjar adalah klitoris yang berada dibagian atas vagina dan pembuluh darah disekitar introitus vagina. Kelenjar skene adalah sumber dari ejakulasi wanita (Suryani, 2011).
b. Kelenjar Bartholini
Kelenjar bartholini disebut juga kelenjar vestibular. Kelenjar ini terletak pada dua lokasi di kiri dan kanan dari orifisium vagina dan berada di bagian bawah. Kelenjar bartholini homolog dengan kelenjar bulbouretralis pada alat kelamin pria. Lokasi kelenjar bartholini dan bulbouretralis berada dekat dengan perineum. Sejumlah cairan dari kelenjar tersebut dikeluarkan ketika adanya stimulasi yang dilakukan disekitar vagina.
Cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar memiliki komposisi yang mirip dengan kelenjar prostat pada organ kelainan pria. Cairan lubrikasi memiliki komposisi biochemical yakni protein dan enzim. Struktur cairan yang disekresi oleh kelenjar pada organ kelamin wanita dan kelenjar prostat pada pria memiliki kesamaan dari struktur antigen dari acid phosphatase (Suryani, 2011).
c. Kelenjar Payudara
Payudara merupakan suatu kelenjar yang mendukung fungsi sistem reproduksi tubuh wanita. Payudara dalam bahasa latin disebut mammae. Payudara terletak di intercosta ke-2 sampai intercostals ke-7. Pembesaran struktur payudara dipengaruhi hormone esterogen dan progesterone. Struktur payudara terdiri dari 3 bagian: corpus, putting/papilla, dan areola (Suryani, 2011).
1) Corpus Mammae
Korpus atau badan payudara (disebut juga sebagai korpus mammae) adalah bagian payudara yang tampak membusung dan besar. Pada korpus ini terdapat jaringan kelenjar payudara, saluran susu (duktus laktiferus), jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Secara anatomi, korpus terdiri atas alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Beberapa alveolus terkumpul membentuk lobulus. Dan beberapa lobulus berkumpul membentuk lobus. Dalam satu payudara wanita terdapat antara   15 – 20 lobus (Suryani, 2011).
2) Papilla Mammae
Papilla atau puting susu adalah bagian yang terdapat di tengah-tengah areola. Puting susu memliki ujung-ujung saraf perasa yang sangat sensitif dan otot polos yang akan berkontraksi bila ada rangsangan (Suryani, 2011).
3) Areolla Mammae
Areola merupakan bagian yang lebih berpigmen (berwarna lebih gelap) di sekeliling puting. Pada areola inilah saluran kelenjar morgagni yang merupakan kelenjar keringat besar, bermuara. Fungsi kelenjar ini untuk mengeluarkan cairan yang melemaskan dan melindungi areola sewaktu menyusui.  Selain itu pada areola juga terdapat otot polos dan ujung-ujung serabut saraf. Fungsinya adalah untuk menonjolkan puting dan mengosongkan sinus laktiferus waktu menyusui, ini sekaligus sebagai pemompa ASI agar mau keluar (Suryani, 2011).
2.    Anatomi Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
A. Alat Genetalia Eksterna
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum (Suryani, 2011).
a. Mons Veneris/Tundum
Mons Veneris/Tundum  terletak di lapis sympisis. Permukaan atas ditutupi kulit yang banyak terdapat ditumbuhi oleh rambut. Di bagian bawah kulit terdapat banyak jaringan lemak sehingga fungsinya disebut sebagai bantalan saat hubungan intercourse (Dyan, 2013).
b. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa (Dyan, 2013).
1)   Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2)   Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a)    Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b)   Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3)  Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.
c. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1)   Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2)   Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual (Dyan, 2013).
d. Orifisium Uretra
Orifisium Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi. Fungsi uretra diatur kelenjar prostat. Paanjang uretra 7-12 cm (Dyan, 2013).
B. Alat Genetalia Interna

a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1)   Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2)   Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.
1)   Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2)   Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin (Dyan, 2013).
b.    Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

1)   Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens (Dyan, 2013).
2)   Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis) (Dyan, 2013). 
3)   Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra (Dyan, 2013).
4)   Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih (Dyan, 2013).
C. Kelenjar Organ Reproduksi Pria
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper (Dyan, 2013).
1)   Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma (Dyan, 2013).

2)   Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra  dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran  urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat (Dyan, 2013).
3)   Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa) (Dyan, 2013).

BAB III
PENUTUP

1. Rangkuman
Alat reproduksi wanita menggambarkan kelamin seks wanita. Wanita yang dikatakan sempurna memiliki alat reproduksi yang normal jika semua alat reproduksi dapat berkembang dengan sempurna sejak lahir sampai dewasa. Gambaran alat reproduksi wanita normal terdiri dari genetalia eksterna dan interna.
Alat reproduksi pria menggambarkan kelamin seks pria. pria yang dikatakan sempurna memiliki alat reproduksi yang normal jika semua alat reproduksi dapat berkembang dengan sempurna sejak lahir sampai dewasa. Gambaran alat reproduksi wanita normal terdiri dari genetalia eksterna dan interna.
Genetalia eksterna adalah genetalia yang dapat dilihat dengan mata tanpa menggunakan alat dan dapat diraba.
Pada pria yaitu Mons Veneris/Tundum, penis, skrotum, orifisium uretra.
Pada wanita yaitu mons veneris/tundum, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum/vulva, orifisium vagina, dan perineum.
Genetalia interna adalah bagian reproduksi yang berada di dalam yang tidak dapat di lihat oleh mata tanpa menggunakan alat.
Pada pria yaitu testis dan saluran pengeluaran
Pada wanita yaitu vagina, uterus, tuba fallopii, ovarium.
2. Tugas
Tugas kelompok membuat gambar anatomi eksterna dan interna pada pria dan wanita.
3. Test Formatif
·         SOAL
1.    Sebutkan genetalia eksterna dan interna pada wanita!
2.    Ligamentum yang terletak setinggi servik kanan dan kiri yang mengelilingi rectum disebut?
3.    Sebutkan genetalia eksterna dan interna pada pria!
4.    Sebutkan kelenjar aksesoris organ reproduksi pria!
5.    Sebutkan fungsi testis!
·         Jawaban
1.      Genetalia eksterna pada wanita yaitu mons veneris/tundum, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum/vulva, orifisium vagina, dan perineum.
Genetalia interna pada wanita vagina, uterus, tuba fallopii, ovarium.
2.      Ligamentum Sakro Uterinum
3.      Genetalia eksterna pada pria yaitu Mons Veneris/Tundum, penis, skrotum, orifisium uretra.
Genetalia eksterna pada pria yaitu testis dan saluran pengeluaran.
4.      Vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
5.      Fungsi testis, terdiri dari :
a.   Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b.   Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak I.M, Lowdermilk D.L, Jensen M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Indriani, Dyan. 2013. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marunungdkk, Suryani. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Antenatal. Jakarta: Trans Info Media.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Reeder, Martin, Koniak-Griffin. 2013. Volume I Kepeawatan Maternitas. Jakarta: EGC


SENARAI
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para.











RPS



RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Identitas Mata Kuliah:
Program Studi             : DIII KEBIDANAN
Mata Kuliah                : Pelayanan Keluarga Berencana
Kode Mata Kuliah      : BD. 308
Semester                      : II
SKS                             : 3 SKS (T: 2 P: 1)
Dosen  Pengampu       : Dian Rohmatika, S.Tr. Keb

Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami kesehatan reproduksi, dengan pokok bahasan teori dan konsep reproduksi kesehatan wanita sepanjang daur kehidupannya meliputi sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial spiritual, kesehatan reproduksi dalam perspektif gender, permasalahannya serta indikator status kesehatan wanita, dan mampu melaksanakan  pelayanan keluarga berencana.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan pelayanan KB pada wanita (PUS) untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Yang didasari dengan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan kontrasepsi dengan alat.

Minggu ke -
Kemampuan Akhir yang diharapkan
Bahan Kajian (Materi Pelajaran)
Bentuk Pembelajaran
Waktu Belajar (menit)
Evaluasi
Kriteria Penilaian (Indikator)
Bobot
Nilai
TMu
TT
TMa
1
Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisis konsep kependudukan di Indonesia
Konsep kependudukan di Indonesia
Ceramah, Tanya jawab, diskusi.
100’



Tanya Jawab
Ketrampilan menjawab, dan ketajaman analisis

10 %
2-3
Mahasiswa mampu menyajikan, menganalisis, perkembangan KB
Perkembangan KB di Indonesia,

Penugasan, seminar kelompok, diskusi
200’



Presentasi

Kejelasan penyampaian, kebenaran identifikasi Perkembangan KB di Indonesia, kerjasama kelompok.

15 %
4-5

Program KB di Indonesia
Penugasan, seminar kelompok, diskusi
200’



Presentasi

Kejelasan penyampaian, kebenaran identifikasi, kerjasama kelompok.
15%
6-7

, Program KIE dalam pelayanan KB
Penugasan, seminar kelompok, diskusi
200’



Presentasi

Kejelasan penyampaian, kebenaran identifikasi, kerjasama kelompok.
15%
8
UTS







10%
9
Mahasiswa mampu menjelaskan mengaplikasikan materi praktek.
Pelayanan kontrasepsi dengan berbagai metode.
Ceramah, Tanya jawab
100’



Tanya jawab
Ketajaman analisis



10-12


Praktikum individu
100’


Praktek
ketrampilan praktikum, kebenaran dalam aplikasi
15 %
13-14
Mahasiswa mampu menjabarkan cara penanggulangan akseptor bermasalah.
Berbagai cara penanggulangan akseptor bermasalah.

Ceramah, Tanya jawab, diskusi.
400’



Tanya jawab
Ketajaman analisis, ketrampilan menjawab



15
Mahasiswa mampu menyajikan, pendokumentasian
pelayanan KB

Pendokumentasian pelayanan KB

Ceramah, Tanya jawab, diskusi.
100’



Tanya jawab

Ketajaman analisis, ketrampilan menjawab

10 %
16
UAS







10%

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ida Bagus Gede Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Area EGC Jakarta
  2. Depkes RI, 1998,  Modul Safe Motherhood, Jakarta
  3. Suryadi C dkk, 2002,  Kesehatan Reproduksi, Buku I dan II, FKM UI
  4. DEPKES RI, 2002, Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
  5. Azrukl Azwar, Peran Gender
  6. Jasir Faizal, 2000, Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan, Yogyakarta
  7. Sarwono, 1997, Penyakit Kandungan, Jakarta
  8. Dirjen Kesmas, Binkesga, 2002, Program Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Integratif  di Tingkat Pelayanan Dasar, Depkes RI, Jakarta
  9. Dirjen Kesmas, Binkesga, 2000, Pengaruh Utama Jender dalam Bidang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta
  10. BKKBN, 2001, Penanggulangan HIV (Aids) Melalui Peningkatan Ketahanan Keluarga, Jakarta
  11. BKKBN, 2001, Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta
  12. BKKBN, 2001, Tanya Jawab Kesehatan Remaja, Jakarta
  13. BKKBN, 2001, Kumpulan Pedoman Pelaksanaan Program KPR dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi,  Jakarta