BAB I
PENDAHULUAN
1.
Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang sistem
reproduksi pria dan wanita. Pembelajaran mata kuliah ini bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang alat reproduksi eksterna dan
interna pada pria dan wanita.
2.
Relevansi
Mata kuliah anatomi sistem reproduksi pria dan wanita ,
memberikan pengetahuan tentang letak dan fungsi organ genetalia pria dan
wanita.
3.
Kemampuan
Akhir yang Diharapkan
Mahasiswa mampu memahami anatomi genetalia pria dan wanita, mampu
menganalisa fungsi organ genetalia eksterna dan interna pada pria dan wanita,
mampu menyebutkan anatomi genetalia eksterna dan interna pada pria dan wanita.
4.
Saran-Petunjuk Belajar, Urutan Bahasan
Mahasiswa
dapat mempelajari materi yang sudah ada dalam buku ajar ini dan bisa membaca
dengan baik dengan petunjuk gambar, serta merespon saat mata kuliah diajarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Anatomi
Reproduksi Wanita
A. Alat Genetalia Eksterna
Alat genetalia eksterna dari luar ke dalam terdiri dari mons
veneris/tundum, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum/vulva,
orifisium vagina, dan perineum.
a. Mons Veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. Dibagian bawah kulit banyak terdapat
jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan symphisis (Indriani, 2013).
b. Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior) (Indriani, 2013).
c. Labia Minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf
(Indriani, 2013).
d. Klitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian
superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior
vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor
androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat
sensitif (Indriani, 2013).
e. Vestibulum/vulva
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu
orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii
kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat
fossa navicularis (Indriani, 2013).
f. Orisium Vagina
Terletak di bagian bawah
vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput
dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek
yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para. Hymen yang abnormal, misalnya
primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna (Sarwono,
2008).
g. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva
dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani,
m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur (Sarwono, 2008).
B. Alat Genetalia Interna
a. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan
rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina
panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat
yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang
lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan
yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan
ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks
lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian
dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria
hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna (Sarwono, 2008).
Fungsi
penting vagina adalah :
-
Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
-
Alat untuk bersenggama
-
Jalan lahir pada waktu bersalin
b. Uterus
Suatu
organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan
serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu,
isthmus dan serviks uteri (Sarwono, 2008).
Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
-
Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
-
Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
-
Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi
utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam
pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan
berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan
dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya uterus
pada saat involusi.
1)
Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus,
terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan
pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan
air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid (Sarwono,
2008).
2)
Corpus uteri (batang/badan
rahim)
Terdiri dari : paling luar
lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis
(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (Sarwono, 2008).
3)
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri,
ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum
sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina (Dyan, 2013).
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus
meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah menggantung
pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan
yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh
limpa dan ureter.
b) Ligamentum
Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas
lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui
kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot
polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi.
Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum
Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari
infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum
Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari
serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan
ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum
Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari
serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum
Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing.
4)
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri
hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal
dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus
kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas
vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen
infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah
dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava
inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra (Suryani, 2011).
c. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi
ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular
(longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari
pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum
dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda
pada setiap bagiannya (Suryani, 2011).
1) Pars
isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter
uterotuba pengendali transfer gamet.
2) Pars
ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula
/ infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars
infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale
pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap”
ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam
tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium
pada usus).
d. Ovarium
Organ
endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan
dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di
lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap”
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi
ovarium adalah :
1.
Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan
telur setiap bulan
Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis (Suryani, 2011).
C. Kelenjar Organ Reproduksi Wanita
a. Kelenjar Skene
Kelenjar skene sering juga disebut dengan kelenjar periuretral (kelenjar
prostat wanita). Kelenjar ini berlokasi pada dinding depan vagina, di bawah
sekitar uretra.
Fungsi kelenjar ini sebagai saluran cairan sama seperti orifisium uretra.
Jaringan yang terdapat disekitar kelenjar adalah klitoris yang berada dibagian
atas vagina dan pembuluh darah disekitar introitus vagina. Kelenjar skene adalah
sumber dari ejakulasi wanita (Suryani,
2011).
b. Kelenjar Bartholini
Kelenjar bartholini disebut juga kelenjar vestibular.
Kelenjar ini terletak pada dua lokasi di kiri dan kanan dari orifisium vagina
dan berada di bagian bawah. Kelenjar bartholini homolog dengan kelenjar
bulbouretralis pada alat kelamin pria. Lokasi kelenjar bartholini dan
bulbouretralis berada dekat dengan perineum. Sejumlah cairan dari kelenjar
tersebut dikeluarkan ketika adanya stimulasi yang dilakukan disekitar vagina.
Cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar memiliki komposisi
yang mirip dengan kelenjar prostat pada organ kelainan pria. Cairan lubrikasi
memiliki komposisi biochemical yakni
protein dan enzim. Struktur cairan yang disekresi oleh kelenjar pada organ
kelamin wanita dan kelenjar prostat pada pria memiliki kesamaan dari struktur
antigen dari acid phosphatase (Suryani,
2011).
c. Kelenjar
Payudara
Payudara merupakan suatu kelenjar yang mendukung fungsi
sistem reproduksi tubuh wanita. Payudara dalam bahasa latin disebut mammae. Payudara terletak di intercosta
ke-2 sampai intercostals ke-7. Pembesaran struktur payudara dipengaruhi hormone
esterogen dan progesterone. Struktur payudara terdiri dari 3 bagian: corpus,
putting/papilla, dan areola (Suryani, 2011).
1) Corpus Mammae
Korpus atau badan payudara (disebut juga sebagai korpus
mammae) adalah bagian payudara yang tampak membusung dan besar. Pada korpus ini
terdapat jaringan kelenjar payudara, saluran susu (duktus laktiferus), jaringan
ikat, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Secara anatomi, korpus
terdiri atas alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Beberapa
alveolus terkumpul membentuk lobulus. Dan beberapa lobulus berkumpul membentuk
lobus. Dalam satu payudara wanita terdapat antara 15 – 20 lobus (Suryani, 2011).
2) Papilla Mammae
Papilla atau puting susu adalah bagian yang terdapat di
tengah-tengah areola. Puting susu memliki ujung-ujung saraf perasa yang sangat
sensitif dan otot polos yang akan berkontraksi bila ada rangsangan (Suryani,
2011).
3) Areolla Mammae
Areola merupakan bagian yang lebih berpigmen (berwarna lebih
gelap) di sekeliling puting. Pada areola inilah saluran kelenjar morgagni yang
merupakan kelenjar keringat besar, bermuara. Fungsi kelenjar ini untuk
mengeluarkan cairan yang melemaskan dan melindungi areola sewaktu
menyusui. Selain itu pada areola juga terdapat otot polos dan ujung-ujung
serabut saraf. Fungsinya adalah untuk menonjolkan puting dan mengosongkan sinus
laktiferus waktu menyusui, ini sekaligus sebagai pemompa ASI agar mau keluar (Suryani,
2011).
2.
Anatomi
Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis
dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam
dan organ reproduksi luar.
A. Alat Genetalia Eksterna
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum (Suryani, 2011).
a. Mons Veneris/Tundum
Mons Veneris/Tundum terletak di
lapis sympisis. Permukaan atas ditutupi kulit yang banyak terdapat ditumbuhi
oleh rambut. Di bagian bawah kulit terdapat banyak jaringan lemak sehingga
fungsinya disebut sebagai bantalan saat hubungan intercourse (Dyan, 2013).
b. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis
yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis
terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak
di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada
di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus
uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa (Dyan,
2013).
1)
Kulit penis
tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium (kulup) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2)
Badan penis
dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah
jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh
arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan
ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum
dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3)
Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum
dibawah pengendalian SSO.
c. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan
otot polos yang membungkus dan menompangtestis
di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1)
Dua kantong
skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum
internal.
2)
Otot dartos
adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi
seksual (Dyan, 2013).
d. Orifisium Uretra
Orifisium Uretra merupakan saluran kemih
dan saluran ejakulasi. Fungsi uretra diatur kelenjar prostat. Paanjang uretra
7-12 cm (Dyan, 2013).
B. Alat Genetalia Interna
a.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam
kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi
oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis
adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm
(1,5 inci sampai 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru
yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon
testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung
skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica
vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang
mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.
1)
Turnika
albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2)
Tubulus
seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus.
epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel
batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang
menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel
interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin (Dyan, 2013).
b. Saluran
Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri
dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum
yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan
kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens (Dyan, 2013).
2) Vas
Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan
saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis
dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian
naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen
melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter,
vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel
pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis) (Dyan, 2013).
3) Saluran
Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra (Dyan, 2013).
4) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di
dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung
semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih (Dyan, 2013).
C. Kelenjar Organ Reproduksi Pria
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri
dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper (Dyan,
2013).
1) Vesikula
seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma (Dyan, 2013).
2) Kelenjar
prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan
sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran
2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona
transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan
memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar
terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen ,
prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam
proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar
prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam
dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah
cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini
terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir
sama dengan kelenjar prostat (Dyan, 2013).
3) Kelenjar
Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa) (Dyan, 2013).
BAB
III
PENUTUP
1. Rangkuman
Alat reproduksi wanita menggambarkan kelamin seks wanita. Wanita yang
dikatakan sempurna memiliki alat reproduksi yang normal jika semua alat
reproduksi dapat berkembang dengan sempurna sejak lahir sampai dewasa. Gambaran
alat reproduksi wanita normal terdiri dari genetalia eksterna dan interna.
Alat reproduksi pria menggambarkan kelamin seks pria. pria yang dikatakan
sempurna memiliki alat reproduksi yang normal jika semua alat reproduksi dapat
berkembang dengan sempurna sejak lahir sampai dewasa. Gambaran alat reproduksi
wanita normal terdiri dari genetalia eksterna dan interna.
Genetalia eksterna adalah genetalia yang dapat dilihat dengan mata tanpa
menggunakan alat dan dapat diraba.
Pada pria yaitu Mons Veneris/Tundum, penis, skrotum, orifisium uretra.
Pada wanita yaitu mons veneris/tundum, labia mayora, labia minora,
klitoris, vestibulum/vulva, orifisium vagina, dan perineum.
Genetalia interna adalah bagian reproduksi yang berada di dalam yang
tidak dapat di lihat oleh mata tanpa menggunakan alat.
Pada pria yaitu testis dan saluran pengeluaran
Pada
wanita yaitu vagina, uterus, tuba fallopii, ovarium.
2. Tugas
Tugas kelompok membuat gambar anatomi
eksterna dan interna pada pria dan wanita.
3. Test Formatif
·
SOAL
1. Sebutkan
genetalia eksterna dan interna pada wanita!
2. Ligamentum
yang terletak setinggi servik kanan dan kiri yang mengelilingi rectum disebut?
3. Sebutkan
genetalia eksterna dan interna pada pria!
4. Sebutkan
kelenjar aksesoris organ reproduksi pria!
5. Sebutkan
fungsi testis!
·
Jawaban
1. Genetalia
eksterna pada wanita yaitu mons veneris/tundum, labia mayora, labia minora,
klitoris, vestibulum/vulva, orifisium vagina, dan perineum.
Genetalia interna pada wanita vagina, uterus, tuba fallopii, ovarium.
2. Ligamentum
Sakro Uterinum
3. Genetalia
eksterna pada pria yaitu Mons Veneris/Tundum, penis, skrotum, orifisium uretra.
Genetalia eksterna pada pria yaitu testis dan saluran pengeluaran.
4. Vesikula seminalis, kelenjar
prostat dan kelenjar Cowper.
5.
Fungsi
testis, terdiri dari :
a.
Membentuk
gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b.
Menghasilkan
hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis,
testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan
epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum
abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
DAFTAR
PUSTAKA
Bobak I.M, Lowdermilk D.L, Jensen M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Indriani, Dyan. 2013. Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marunungdkk, Suryani. 2011. Buku
Ajar Asuhan Keperawatan Antenatal. Jakarta: Trans Info Media.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Reeder, Martin, Koniak-Griffin. 2013. Volume I Kepeawatan
Maternitas. Jakarta: EGC
SENARAI
Corrunculae
myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan/ para.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar